Jaman komunikasi generasi kelima (5G) semakin dekat. Pada jaman 5G, semakin cepatannya koneksi data bukanlah satu satunya hal yah di butuhkan. Kemampuan jaringan untuk menampung jutaan perangkat terhubung baru yang terhubung ke internet juga akan ditambahkan. Karena perangkat internet of things (IoT) seperti sensor suhu rumah, mesin cuci, mobil, motor, pintu rumah otomatis, penyejuk udara, tv hingga sensor di lahan pertanian dan perkebunan akan terhubung ke internet agar bisa dikontrol diotomatisasi.
Hal kedua yang tidak kalah penting adalah adalah efesiensi energi dalam komunikasi nirkabel. Hal ini karena penggunaan koneksi internet di telpon genggam yang semakin besar semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi dan pengolahan sinyal sinyal data. Sementara, telpon genggam dibatasi oleh kapasitas baterai dan senantiasa harus diisi ulang. Efesiensi energi ini penting agar pengguna tidak senantiasa dibuat kesulitan untuk selalu mencari colokan listrik atau membawa baterai cadangan(power bank) kemana mana. Selain perangkat seperti telpon pintar, perangkat IoT juga penting memiliki efesiensi energi listrik dalam berkomunikasi nirkabel. Karena jenis alat ini seperti sensor di akan terbuka harus menyala terus menerus untuk pelaporan data sepanjang waktu tanpa kabel listrik dan tingkat ketahanan baterai bulanan atau tahunan. IoT juga banyak yang berbentuk kecil sehingga juga tentunya memiliki kapasitas baterai kecil. Salah satu solusi permasalahan ini adalah energy harvesting.
Energy harvesting adalah proses penangkapan energi dari sumber sumber energi terbarukan disekitarnya. Sumber energi ini dapat berbentuk sinar matahari, angin, getaran, gerak, panas hingga energi dari sinyal elektromagnetik. Energi elektromagnetik tercipta karena semakin banyaknya sinyal radio, tv, dan sinyal komunikasi serta data internet nirkabel seiring dengan modernitas.
Energy harvesting devices merupakan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk melakukan energy harvesting dan menyimpan energi yang dihasilkan. Kemampuan ini berguna terutama untuk perangkat perangkat elektronik kecil seperti sensor nirkabel dan perangkat elektronik yang dapat dipakai (wearable) yang akan semakin menyebar pemakaiannya pada jaman 5G. Sehingga penggunaan kabel listrik, baterai pakai buang (disposable battery) baterai isi ulang bisa dikurangi bahkan tidak diperlukan sama sekali. Karena perangkat kecil ini hanya perlu energi kecil yang bisa di penuhi melalui energy harvester ini dan bisa disimpan kedalam baterai cadangan.
Sensor-sensor IoT di alam terbuka akan sangat pas untuk dipasangi kincir angin dan panel surya. Jika alat sensor IoT berada di laut, tentu bisa juga dipasankan generator listrik dari gerakan ombak laut. Gerakan tubuh pembawa perangkat elektronik, tentu bisa juga dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan energi pada perangkat elektronik seperti untuk menyalakan jam tangan dan mengisi ulang baterai telpon genggam. Hal terbaru yaitu kemungkinan pemanfaatan energi sinyal elektromagnetik juga sangat menarik untuk ditinjau lebih jauh. Sinyal elektromagnetik terutama di kota besar sudah cukup berlimpah dan sayang jika hanya dianggap sebagai interferensi sinyal.
Hal kedua yang tidak kalah penting adalah adalah efesiensi energi dalam komunikasi nirkabel. Hal ini karena penggunaan koneksi internet di telpon genggam yang semakin besar semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi dan pengolahan sinyal sinyal data. Sementara, telpon genggam dibatasi oleh kapasitas baterai dan senantiasa harus diisi ulang. Efesiensi energi ini penting agar pengguna tidak senantiasa dibuat kesulitan untuk selalu mencari colokan listrik atau membawa baterai cadangan(power bank) kemana mana. Selain perangkat seperti telpon pintar, perangkat IoT juga penting memiliki efesiensi energi listrik dalam berkomunikasi nirkabel. Karena jenis alat ini seperti sensor di akan terbuka harus menyala terus menerus untuk pelaporan data sepanjang waktu tanpa kabel listrik dan tingkat ketahanan baterai bulanan atau tahunan. IoT juga banyak yang berbentuk kecil sehingga juga tentunya memiliki kapasitas baterai kecil. Salah satu solusi permasalahan ini adalah energy harvesting.
Energy harvesting adalah proses penangkapan energi dari sumber sumber energi terbarukan disekitarnya. Sumber energi ini dapat berbentuk sinar matahari, angin, getaran, gerak, panas hingga energi dari sinyal elektromagnetik. Energi elektromagnetik tercipta karena semakin banyaknya sinyal radio, tv, dan sinyal komunikasi serta data internet nirkabel seiring dengan modernitas.
Energy harvesting devices merupakan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk melakukan energy harvesting dan menyimpan energi yang dihasilkan. Kemampuan ini berguna terutama untuk perangkat perangkat elektronik kecil seperti sensor nirkabel dan perangkat elektronik yang dapat dipakai (wearable) yang akan semakin menyebar pemakaiannya pada jaman 5G. Sehingga penggunaan kabel listrik, baterai pakai buang (disposable battery) baterai isi ulang bisa dikurangi bahkan tidak diperlukan sama sekali. Karena perangkat kecil ini hanya perlu energi kecil yang bisa di penuhi melalui energy harvester ini dan bisa disimpan kedalam baterai cadangan.
Sensor-sensor IoT di alam terbuka akan sangat pas untuk dipasangi kincir angin dan panel surya. Jika alat sensor IoT berada di laut, tentu bisa juga dipasankan generator listrik dari gerakan ombak laut. Gerakan tubuh pembawa perangkat elektronik, tentu bisa juga dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan energi pada perangkat elektronik seperti untuk menyalakan jam tangan dan mengisi ulang baterai telpon genggam. Hal terbaru yaitu kemungkinan pemanfaatan energi sinyal elektromagnetik juga sangat menarik untuk ditinjau lebih jauh. Sinyal elektromagnetik terutama di kota besar sudah cukup berlimpah dan sayang jika hanya dianggap sebagai interferensi sinyal.
Comments
Post a Comment